Waktu SMA, gue pernah di usir sama guru gue, lantaran protes waktu di suruh ke Gereja. Gereja di jalan Siswa Manado. Gue bilang, ke Gereja ngga boleh di paksa. Wuah, bu guru marah besar. Bumi gonjang ganjing. Nilai agama gue bakal dipertimbangkan karena pernyataan gue. (moment 1)
Ketika pesbuk blom lama hadir di antara kita, gue pernah di tegor sama salah satu keluarga karena dianggap bikin pernyataan yang ngga pentes. “Bin, ngana pake pikiran kwa kalo koment. Masa kedukaan ngana bakusedu akang…”
Dan di kolom itu juga, lantaran gue sadar salah, gue langsung minta maaf. Tapi karena dianggap keterlaluan, akun gue di blokir sama beberapa keluarga. (moment 2)
Di tempat kerja beberapa taon lalu, gue pernah didiemin, dicuekin, and dihindarin sama beberapa temen kerja yg sebagian besar wanita. Gue bingung. Ada apa ya,…gue salah apa ? Sampe akhirnya salah satu temen kerja laki-laki ngasih tau kenapa mereka bersikap begitu.
Rupanya mereka protes keras, dan sangat keberatan sama postingan pesbuk pabrik tempat kerja gue.
Jadi, di tempat kerja, gue bikin akun ‘Pabrik Tempat kerja’ yang mayoritas contentnya aktifitas, dan beragam kegiatan tempat kerja. Termasuk hidden camera yg cuma gue yg boleh posting, karena adminnya gue. Nah, suatu ketika, gue memfoto beberapa wanita yg terdiri dari ibu-ibu, dan wanita blum nikah, yang lagi istirahat makan siang di loker wanita, masih dengan pakaian kerja lengkap. Trus gue posting di pesbuk, dengan tulisan: ‘Para pecinta keluarga lagi sumringah makan siang’
Di benak gue, bahasa itu wajarlah. Malah gue berharap, postingan tersebut bisa menginspirasi buat ibu-ibu lain yang mungkin kerjanya cuma ngegosip, sambil cari kutu di ketek masing-masing,…hehehe.
Ternyata gue salah. Dan salah dalam 2 hal. Pertama, gue memfoto tanpa ijin. Dua, gue ngapload foto ke pesbuk tanpa ijin. Tapi mereka ngga berani ngomong secara terbuka ke gue, karena secara hirarki organisasi, gue lebih tinggi.
Gue sungguh ngga paham salah gue, sampe si teman pria cerita. Gini, mereka,-ibu-ibu dan para wanita muda, berangkat dari rumah masing-masing ke tempat kerja dengan pakaian yang rapi, dan harum semerbak mewangi. Trus, di tempat kerja mereka ganti pakaian kerja, yg dalam sudut pandang mereka terlihat lucu, culun, ah, pokoknya ngga kerenlah. And, nantinya ganti baju lagi, wangi lagi, ketika pulang ke rumah.
Sebagai wanita, tentu mereka suka dong di foto. Tapi bukan dalam kondisi acak-acakan, dan awut-awutan, lucu, dan culun, dlm busana kerja. Apalagi harus di lihat ‘seluruh dunia’ di pesbuk yg anggotanya lebih dari 600 orang. Mereka sama sekali tidak melihat itu sebagai bentuk inspirasi, seperti yg gue harapin. Justru gue dianggap merenggut harga diri dan jati diri mereka secara paksa. Gue ngga punya sense of beauty. Gue ngga paham kalo kulit Shinta, lebih putih dari kulit Shanty….Citra Body Lotion. (moment 3)
Dan ketika gue sadar kesalahan tersebut, lagi-lagi gue minta maaf, sambal memeluk, dan mencium semua wanita-wanita itu satu demi satu,…..wkwkwkw,….ya engga keles. Jiaahhh, mas Alfrits dapa lia melotot noh,….
==================
So, what it means sama semua cerita panjang di atas ? Hahhh,…(narik napas panjang)
Biar udah 50 taon, ternyata persoalan berkata-kata,- entah secara langsung, atao lewat tulisan, ternyata ngga pernah semudah yang gue kira. Ngomong, and mengungkapkan omongan lewat tulisan, ternyata masih merupakan medan laga penuh onak, dan duri yang harus tetap gue selamin, kaji, and timbang, bukan semata dengan pikiran, tapi juga hati.
Ternyata, apa yang menurut sudut pandang, dan paradigma gue itu bener, belom tentu menurut orang lain. Dan itu sebabnya, gue masih sering mengalami halusinasi, di mana congor Harimau, pindah ke congor gue. Mulut gue, Harimau gue….hauuurggg…(ngga usah di tiruin kale,…hehehe)
Trus, knapa gue bagi tulisan ini ke WA grup ? Setidaknya ada 2 alasan.
Pertama, maafin gue kalo ternyata masih ada juga statement yg ngga pantas. Tapi jangan keluarin gue dari WA grup,…hehehe.
Kedua, gue dengan senang hati menerima bingkisan, atau hadiah kalo gue ber-statement baik & benar (bukankah pelatih lumba-lumba juga memberikan hadiah jika lumba-lumba yg dilatih melakukan atraksi yg benar ?).
Tapi, tanpa mengurangi rasa hormat, alangkah baiknya jika hadiah tidak berupa bingkisan atau barang.
Bitung, di July yg basah.
Compang camping
Tidak ada komentar:
Posting Komentar